

Sudah dibaca : 2385 kali
Katanya, traffic is king.
Tetapi bagaimana mungkin Yahoo! yang bercokol di rank #5 Alexa Global dan selalu konsisten berada di top 10 Alexa rank di hampir seluruh negara dengan traffic jutaan dapat mengalami nasib yang tidak baik seperti saat ini?
Padahal, Amazon yang berada dua peringkat di bawahnya (rank #7 Alexa Global) berhasil mendapuk pemiliknya, Jeff Bezos, sebagai orang terkaya nomor 3 di dunia versi majalah Forbes, menggeser posisi eyang Warren Buffet yang tersohor itu.
Maka, Yahoo! membuktikan kepada kita semua jika traffic bukanlah segalanya.
Pada note kali ini, saya akan merangkum berbagai macam hal dari Yahoo! yang dapat Anda dan saya jadikan pelajaran bersama.
“Do you Yahoo?”
“Do you Yahoo?”
Jika Google memiliki slogan “Don’t be evil”, maka slogan Yahoo! adalah “Do you Yahoo?”. Dan jawabannya tentu saja: YES ………. jika itu ditanyakan 5-15 tahun lalu :v
Yahoo! yang berusia nyaris 3 tahun lebih tua dari Google adalah rajanya internet masa lalu. Siapa yang tak kenal (atau tak pernah menggunakan) Yahoo! Mail, Yahoo! Messenger atau GeoCities?
Sayangnya, 2 dari 3 layanan Yahoo yang saya sebutkan diatas saat ini sudah mati.
– GeoCities yang legendaris ‘dibunuh’ pada April 2009.
– Yahoo! Messenger versi lama yang super nostalgic ‘dibunuh’ pada 5 Agustus 2016 digantikan platform baru yang entahlah, tak lagi menarik perhatian :3
ym ~ the legend ~
Di sisi lain, Yahoo! Mail yang jadi primadona dengan jutaan pengguna setia, perlahan tapi pasti terlihat semakin berjarak dari Gmail, sang pioneer.
Saya kenal dengan orang yang bisa dengan mudah meretas akun Yahoo! tetapi belum pernah ketemu dengan orang yang bisa meretas akun Google semudah itu.
Baru-baru ini, seorang hacker bernama sandi Peace yang pernah menjebol jejaring MySpace dan LinkedIn, mengklaim telah berhasil meretas 200 juta akun Yahoo! yang dikumpulkan sejak tahun 2012.
Fitur layanan dan keamanan memang menjadi issue utama yang membuat pengguna Yahoo! Mail pada akhirnya berpaling ke layanan yang lebih bagus dan kekinian.
Yahoo! dan Layanannya
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Internet, computer software dan media, Yahoo! nyaris punya segala macam jenis layanan.
Sebut saja News, Mail, Screen, Flickr, News Digest, Sports, Fantasy Sports, Finance, Weather, Tech, My Yahoo, Messenger, Maps, Food, Music, Autos, Health, Answers, Groups, Beauty, Dating, dan lain sebagainya.
Meski demikian, alih-alih memberikan banyak keuntungan, justru ada banyak sekali layanan yang menjadi vampire bagi keuangan perusahaan.
Persoalannya, tak ada satu pun layanan Yahoo! tersebut diatas yang menjadi pioneer. Semuanya serba tanggung.
Justru hal tersebut pada akhirnya menjadi bumerang yang membuat Yahoo! mengalami krisis identitas.
identity crisis
Apakah Yahoo!?
Search engine-kah?, Layanan email-kah?, Portal berita-kah?
Capcay kuah? :v
Yahoo! dan Akuisisinya
Sebagai perusahaan besar, Yahoo! tentu saja punya banyak uang yang siap dikucurkan untuk membeli (baca : akuisisi) perusahaan yang lebih kecil dengan tujuan memperkuat lini bisnis atau meminimalisir persaingan.
Sayangnya, ada banyak sekali perusahaan teknologi yang dibeli Yahoo! dan lantas redup (atau mati) setelahnya.
Paling dekat adalah layanan social networking karya anak bangsa bernama Koprol yang diakuisisi Yahoo! pada 25 May 2010. Hanya butuh waktu 2 tahun lebih sedikit, tepatnya pada 28 August 2012, bagi Yahoo! untuk secara resmi menutup layanan Yahoo! Koprol .
Selain Koprol, masih ada banyak sekali akuisisi Yahoo! yang memiliki cerita yang tak jauh berbeda.
Aksi Yahoo! membeli Tumblr pada 2013 lalu dengan nilai fantastis, Rp. 14 triliun bahkan dianggap sebagai akuisisi teknologi terburuk yang pernah terjadi. Saat ini saja, Tumblr telah mengalami penurunan nilai lebih dari separuh dari harga belinya.
tumblr kelenger
Coba bandingkan dengan Google yang sukses dengan akuisisi Youtube dan Android atau Amazon yang sukses dengan akuisisi Audible atau Facebook yang sukses dengan akuisisi Instagram.
Ah, Yahoo!
Yahoo! Sekarang
Secara mengharukan, baru-baru ini akhirnya Yahoo! dibeli oleh Verizon senilai USD 4,83 miliar atau sekitar Rp. 63,6 triliun.
Nilai tersebut sekilas terlihat fantastis. Namun pada masa keemasannya, Yahoo! pernah memiliki nilai sebesar USD 125 miliar atau 26x lebih mahal dari nilainya saat ini!
Pada tahun 2008, Yahoo! juga pernah ditawar Microsoft sebesar USD 44,6 miliar yang ditolak mentah-mentah oleh co-founder sekaligus CEO Yahoo! saat itu, Jerry Yang, karena menganggapnya terlalu rendah.
Yahoo! yang dahulu bahkan mampu membeli Google atau Facebook seolah diobral dan dihargai lebih murah dari perusahaan teknologi lain yang berada di ‘kelas’ yang lebih rendah.
- LinkedIn dibeli Microsoft senilai USD 26 miliar
- WhatsApp dibeli Facebook senilai USD 19 miliar
- Nokia dibeli Microsoft senilai USD 7,2 miliar
- dst
Ah, tapi lupakan angka-angka bombastis diatas. Pusing toh mikirnya :v
Satu hal yang pasti, saat ini Verizon sedang mempersiapkan diri untuk mampu bersaing dan unjuk gigi berbekal amunisi Yahoo! dan AOL yang sudah dibeli terlebih dahulu.
Kita tunggu saja sampai dimana aksi mereka di masa depan.
Pelajaran dari Yahoo!
So, kembali lagi ke persoalan awal : is traffic a king?
Bisa jadi. Tapi traffic is not everything.
Sebab website dengan Alexa rank bahkan berjuta-juta lebih bawah dari posisi Yahoo! mungkin saja memiliki kondisi, cashflow dan prospektus yang jauh lebih sehat.
Berikut adalah pelajaran-pelajaran yang bisa kita ambil dari Yahoo!, sekaligus pengingat bagi diri saya sendiri :v
– Be competitive! Kompetitif-lah dengan menjadi yang terbaik di bidang yang kita inginkan dan kuasai. Jika tak bisa menjadi yang terpintar, jadilah yang paling rajin. Jika tidak bisa menjadi yang terkuat, jadilah yang paling cepat. Jika tidak bisa menjadi yang terganteng, jadilah yang paling wangi. Jika tidak bisa apa pun, jadilah yang paling tidak bisa semuanya :v
– Stay focus! Tidak fokus adalah penyakit kronis yang sangat mengerikan, sekaligus cara paling mudah untuk gagal. Maka pilihlah apa yang ingin Anda kerjakan, pikirkan, yakini dan kejar hingga titik darah penghabisan!
– Wise with money! Mencari dan mengumpulkan uang adalah satu hal, memiliki dan menggunakannya adalah hal yang lain. Jadilah bijaksana ketika menggunakan uang, terutama dalam berbisnis. Selalu lakukan perhitungan sematang mungkin di awal.
Terpenting, siapkan mental yang kuat. Kita memang tidak boleh pelit, tapi kita harus senantiasa cermat dan efisien. Maka berinvestasilah hanya pada sesuatu yang dibutuhkan, dan jangan lupa untuk kemudian memanfaatkan dan mengurusnya sebaik yang kita bisa.
until next time,
RA
Sumber : Facebook Notes Rianto Astono