logo-bglogo-bg-white
  • Home
  • Kategori
    • Motivasi
    • Kisah Inspiratif
    • Bisnis
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Jangan Serakah A Koh!

9 April 2012Berani GagalKisah InspiratifNo Comments

Sudah dibaca : 1290 kali

Sekitar pertengahan dekade 1980-an yang lalu, pasar Bendungan Hilir di Jakarta Pusat baru saja selesai dipugar. Gedung baru yang megah berisikan kios-kios yang dicat dengan warna-warna cerah itu, baru sekitar 60% diisi oleh pedagang yang sudah mulai berjualan di sana. Sebagian lagi masih kosong, tapi toh pada malam hari lampu-lampunya sudah dinyalakan terang benderang.

Para pedagang yang mulai beraktivitas, membuka toko-tokonya sekitar pukul 09.00 pagi dan baru tutup sekitar jam 21.30 malam. Suasananya selalu ramai, karena Pasar Benhil memang sudah sejak jaman dulu selalu diramaikan oleh kegiatan jual beli, meski sebelumnya masih dalam bentuk pasar tradisional.

Di salah satu sudut, ada sebuah toko yang dikelola oleh pemiliknya langsung, yaitu seorang lelaki peranakan yang biasa disapa orang dengan sebutan si A Koh. Berbeda dengan toko-toko lain, gerai milik si A Koh ini tidak menghentikan kegiatannya pada pukul 21.30, tapi buka terus sampai larut malam. Kadang-kadang sampai jam 24.00 atau jam 01.00 bahkan pernah sampai jam 02.00 dini hari.

Sebenarnya, menurut peraturan yang berlaku di lingkungan PD Pasar Jaya sebagai badan pengelola pasar tersebut, toko-toko tidak diperkenankan berjualan sampai larut malam. Apalagi sampai dinihari. Tapi, berkat kelihaian si A Koh dalam mengadakan pendekatan ke Satuan Pengamanan, ia bisa berjualan sampai pagi. Alasannya, pasar masih belum benar-benar resmi dibuka, dan sambil berjualan ia masih perlu berbenah-benah dan melakukan finishing di gerainya.
Demikianlah kegiatan seperti itu dilakukan si A Koh sampai sekitar tiga bulan kemudian. Dia untung besar, karena toko-toko yang buka belum terlalu banyak, ditambah lagi ia sendiri jualan sampai dini hari, sehingga konsumen banyak sekali yang datang berbelanja di gerainya. Si A Koh gembira sekaligus bangga, karena merasa strategi dagangnya benar-benar cespleng.
Sampai suatu hari, para pengunjung pasar yang berlalu-lalang dan para pemilik toko di sekitar gerai si A Koh dibuat terheran-heran. Karena apa? Karena toko si A Koh tutup! Aneh sekali, pikir orang-orang itu. Biasanya, sebelum toko-toko lain dibuka, toko si A Koh sudah buka lebih dulu. Saat toko lain sudah tutup, dia buka terus sampai pagi. Lha ini kok mendadak tutup?
Sampai 3 hari ke depan si A Koh tidak kelihatan batang hidungnya, dan tokonya pun tidak kunjung buka. Wah, ini pasti ada yang tidak beres, begitu pikir orang-orang yang kenal dengan pria paruh baya itu.
Pada hari ke-4, barulah si A Koh muncul. Jam 9 pagi dia datang, mengeluarkan kunci-kunci dari saku celana, terus membuka rolling-door dan langsung bersih-bersih. Wajahnya sedikit pucat, tapi senyumnya yang ramah tetap menghias wajahnya ketika satu-dua pedagang yang juga baru datang menyapa.
“Waah, kok tutup toko sampai 3 hari Koh?”, beberapa pengunjung bertanya serentak ketika melihat langganan favoritnya sudah hadir kembali. “Gak takut rugi?”.
“Hayyaa, biasalah.. namanya juga owe sakit.. mana bisa jualan..?”, jawab tokoh kita ini.
Para pelanggan percaya saja, bahwa si A Koh ini memang sakit, sehingga harus absen sampai 3 hari. Tapi, para pedagang yang tahu benar pembawaan tetangganya ini merasa ada sesuatu yang tidak biasa.
Benar saja, beberapa hari kemudian berhembus kabar bahwa si Akoh sebenarnya tidak sakit yang mengharuskan ia menghilang beberapa hari. Yang terjadi sebenarnya adalah ia di dirampok!
Mendengar kabar ini, A Cin, seorang teman yang juga jualan di Pasar Bendungan Hilir, mengajak saya untuk bertandang menemui A Koh. Maksudnya, sekadar untuk menyatakan simpati sambil bertanya-tanya apa yang telah terjadi.
Malam harinya sekitar jam 9, A Koh sudah menutup toko, lalu mengajak kami mampir ke sebuah warung bakmi di pasar itu juga. Sambil makan malam, ia bercerita bahwa minggu yang lalu, ia menutup tokonya sekitar jam 2 pagi. Lalu, dengan menenteng sebuah tas kecil yang berisi semua uang hasil penjualan hari itu, ditambah persediaan uang kas dalam bentuk tunai, ia berjalan kaki pulang ke rumah. Ini memang sudah menjadi kebiasaannya, karena rumahnya hanya berjarak tidak sampai 1 kilometer dari pasar. Tepatnya, di seberang Jalan Jenderal Sudirman, di sebuah jalan bernama Jalan Garnisun, dekat Rumah Sakit Jakarta.
Untuk itu, ia harus meniti jembatan penyeberangan yang menghubungkan Pasar Benhil dengan Jalan Garnisun tersebut. Di situlah, di atas jembatan yang remang-remang, 3 orang bersenjata golok dan pisau belati merampok dirinya. Semua uang miliknya dibawa kabur, bahkan penjahat sempat menghadiahkan dua-tiga kali bogem mentah ke perutnya.
“Masih untung owe kagak dibacok atawa ditusuk”, kata A Koh, dengan gaya orang Jawa yang selalu merasa beruntung pada setiap keadaan apa pun, meski baru saja dirampok.
“Tapi owe sekalang paham. Owe sudah melanggal atulan. Owe selakah! Kan leluhul bilang, olang kudu lajin usaha, tapi kagak boleh selakah..! Owe usaha kagak pikil anak isteli, kagak pikil owe punya badan sakit meluang bengek, buka toko ampe pagi.. Sekalang begini jadinya..”
“Nah, justru itu Koh.. Kita dateng ke sini emang juga mau ngingetin soal itu, kalo emang bener A Koh sampe dirampok..! Jangan serakah! Gak usah deh dagang ampe pagi segala..” kata A Cin.
Pada perjalanan pulang setelah menjumpai si A Koh, A Cin menceritakan bahwa di kalangan warga keturunan memang ada semacam kode etik, yang menghimbau kaum pedagang untuk selalu rajin bekerja dan berusaha. Namun demikian, sampai batas tertentu para pedagang juga dihimbau untuk menahan diri. Artinya, tidak boleh serakah!

Sejak kejadian perampokan itu, A Koh tidak pernah lagi berdagang sampai larut malam. Ia selalu tutup toko berbarengan dengan toko-toko lain, dan berjalan pulang besama teman-teman yang kebetulan satu arah dengannya. Kisah A Koh inilah yang sampai saat ini selalu saya ingat, saya amalkan untuk diri sendiri dan pada hari ini ingin saya bagikan pada teman-teman pembaca. Semoga ada manfaatnya. (rh).

Oleh: Rusman Hakim, PELC Coordinator

Related Articles

Anak Muda Terkaya di Amerika Hidup Sederhana

17 April 2014Berani Gagal

Kisah Orang Terkaya di Tiongkok

26 July 2013Berani Gagal

Dengan Sedekah, Yang Sulit Menjadi Mudah

23 August 2016Berani Gagal

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − nine =

Artikel Terakhir

  • Do What You Love And Love What You Do
  • 5 Sebab Utama Pengunjung Batal Membeli Produk di Toko Anda
  • Kebun Binatang dan The Power of Kepepet
  • Setiap Orang Memiliki Kisah Hidup
  • Yukka Brodo : Buka Bisnis Sepatu Modalnya Cuma 7 Juta

Berlangganan Artikel

Follow me on Twitter

My Tweets

Sekarang Jam Berapa?

Komentar Terakhir

  • Eko Jalu Santoso on Energi Positif Sukses MuliaGreat..meningkatkan energi positof berarti meningk…
  • wisata di magelang on Jangan Peduli Omongan Orang Selama Anda Di Jalan Yang BenarMenarik gan dan menginspirasi
  • Alvi on Jualan Itu Pakai Ilmu! Jangan Kayak Kebo Asal Nyruduk MeluluSyukron untuk tulisannya mas, sangat bermanfaat se…
  • MaisyaClub.com Bisnis Online Terbaik 2017 on Berikan Solusi Bukan MotivasiTerimakasih,... artikelnya sangat bagus sekali,..…
  • Bambang on 5 Strategi Jitu Membangun Bisnis SendiriThanks buat tulisannya, sangat bermanfaat :) Saya…

Help us to spread the world





Silahkan copy & paste kode banner di dalam box untuk di pasang di website atau blog anda

Terms

  • Boleh mengutip tulisan-tulisan dari blog kami, asal disebutkan sumbernya.
  • Dipersilahkan bagi yang hendak me-link blog kami. Tak perlu minta ijin. Justru kami akan berterima kasih.
My Tweets

Komentar Terakhir

  • Eko Jalu Santoso on Energi Positif Sukses MuliaGreat..meningkatkan energi positof berarti meningk…
  • wisata di magelang on Jangan Peduli Omongan Orang Selama Anda Di Jalan Yang BenarMenarik gan dan menginspirasi
  • Alvi on Jualan Itu Pakai Ilmu! Jangan Kayak Kebo Asal Nyruduk MeluluSyukron untuk tulisannya mas, sangat bermanfaat se…
  • MaisyaClub.com Bisnis Online Terbaik 2017 on Berikan Solusi Bukan MotivasiTerimakasih,... artikelnya sangat bagus sekali,..…
  • Bambang on 5 Strategi Jitu Membangun Bisnis SendiriThanks buat tulisannya, sangat bermanfaat :) Saya…

Berlangganan Artikel

Berani Gagal Award

Donasikan Blog Ini

Copyright © 2006 - 2016, Berani Gagal | Motivate Yourself!
Dev. by Rahardi Creative