

Sudah dibaca : 2334 kali
Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya.
Beliau berwasiat:
“Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil Allah SWT, ada permintaan ayah kepada kalian:
Tolong ayah dipakaikan kaos kaki kesayangan ayah walaupun kaos kaki itu sudah robek. Ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa ayah bekerja di kantor, yaitu ayah minta kenangan kaos kaki itu dipakaikan bila ayah dikubur nanti.”
Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Saat mengurus jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta kepada modin sekaligus seorang ustadz untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai dengan wasiat ayah mereka.
Akan tetapi pak modin menolaknya:
“Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang diperbolehkan untuk dipakaikan kepada mayat.”
Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yang juga ustad yang melarangnya.
Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus notaris keluarga tersebut.
Sang notaris menyampaikan: “Sebelum meninggal, bapak menitipkan surat wasiat. Ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk.”
Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang dititipkan kepada notaris tersebut.
Ini bunyinya:
“Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ayah.”
“Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah dimana-mana, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati.”
“Bahkan kaos kaki robek saja tidak boleh dibawa mati.”
“Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita….. sedekah kita yang ikhlas, dan ilmu yang bermanfaat.”
“Anak-anakku, inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang sementara.”
“Salam sayang dari ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju Ridho Allah sehingga kalian menjadi anak yang shaleh dan shalihah yang selalu mendoakan ayah dan mama.”