Sudah dibaca : 276 kali
Emosi yang membara-bara kalau dalam dunia perang bagaikan peluru yang sudah di siapkan di dalam selongsong dan siap untuk di tarikkan pelatuknya pada saat dan tempat yang kita inginkan. Kapankah saatnya yang tepat bagi kita hamba lemah pada umumnya? Yupss… anda benar sekali, pada saat anda merasa kesal dan membenci suatu hal yang menurut anda adalah tindakan bodoh yang dilakukan oleh orang lain. Dan pada saat inilah anda akan menarik pelatuknya dan menembakkannya tepat di hati orang yang sedang anda luapkan amarahnya. Apa yang akan terjadi?
- Anda akan sangat puas karena memang sudah lama peluru ini anda tidak gunakan dan terasa bahwa peluru ini akhirnya ada gunanya.
- Anda akan membunuh mati karakter dan pertahanan orang yang sedang anda marahi sehingga orang tersebut hancur dan terenyuh dihadapan anda.
- Anda akan menunjukkan kekuasaan dan power sesaat pada saat sang terpidana tertunduk dan tidak bisa berkata-kata.
- Anda akan merasa mendapatkan hak penuh untuk berteriak dan berkata yang tidak sopan kepada seeorang.
Sebenarnya tahukah anda apa yang terjadi?
- Anda sedang melemparkan boomerang yang anda tidak akan tahu kapan akan menampar muka anda kembali.
- Anda sedang menanamkan luka yang sangat tajam dan menumbuhkan bibit permusuhan (anda bagaikan memukul paku yang walaupun paku itu di cabut namun dinding itu tetap berlubang).
- Anda Sedang mengurangi tingkat kedekatan anda dengan teman anda ini kembali ke titik dasar dari hubungan manusia.
- Anda sedang membangun dinding pertahanan dari orang yang anda marahi dan kritik, dan ini semakin menunjukkan kegiatan memarahi anda itu hanya sia-sia karena tidak akan merubah sesuatu.
Mengerikan sekali bukan bola salju yang diakibatkan oleh tindakan mengkritik dan luapan emosi anda. Memang begitulah adanya bila hal ini terjadi. Ini bagaikan bom ranjau bagi anda sendiri dalam menjalani kehidupan anda dimasa yang akan datang.
Kalau anda, saya, mereka dan kita semua hanya ingin menimbulkan rasa benci pada seseorang yang mungkin akan bertahan sekarang, esok, atau lusa bahkan akan bertahan satu dasawarsa kedepan, cobalah untuk turuti kata hati anda. Beri kritik dan emosi yang tajam – betapapun yakinnya kita akan kebenaran kita. Ingatlah teman, bahwa kita berhubungan dengan sesama manusia yang sebenarnya kita bukan berurusan dengan makhluk logika, akan tetapi dengan makhluk emosional yang selalu di selimuti rasa bangga dan sombong. Karena itu, untuk apa mengkritik dan emosi.
Kalau dalam kehidupan anda ingin merubah teman, keluarga dan lingkungan anda, itu merupakan hal yang sangat terpuji, dan saya dukung itu. Tapi marilah kita mulai dengan diri kita sendiri dan menjadi sangat bijaksana kalau kita yang memberikan contoh dalam perbuatan serta tidak hanya dalam kata-kata (walk the talk). Ingat, jangan pernah mengeluh mengenai kotoran pohon yang ada diserambi tetangga anda, apabila serambi rumah-rumah anda sendiri tidak bersih. Untuk itu stop mengkritik dan meluapkan emosi. Karena semua orang bodoh bisa mengkritik dan memarahi dan juga mengeluh serta hampir semua orang bodoh melakukannya. Saya yakin anda bukanlah salah satu dari mereka. Untuk itu mari berhenti mengkritik. Yang paling utama yang bisa kita lakukan adalah perbaiki diri sendiri, jadikan diri kita contoh ideal dan berilah masukan kepada orang lain bukan melalui kritik akan tetapi dengan tegur sapa yang halus dan penuh kelembutan.
Salam hangat dari saya dan sukses selalu
D_loebiz
Founder & Motivator Beraniegagal.com
1 comment. Leave new
wuih, akhirnya nulis artikel motivasi lagi.
Keren uy, setuju Pak… marah n mengkritk ga perlu.
Sukses Kak, ditunggu buku2 motivasnya,
sepertinya berbakat jadi penulis…