Sudah dibaca : 1123 kali
Seorang professor diundang utk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mrk menuju tempat pengambilan bagasi. Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Bnyk hal dilakukannya yg diperhatikan oleh Pak Profesor tsb….Ia membantu seorang wanita tua yg kopornya jatuh & terbuka, kemudian mengangkat 2 anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas, Ia juga menolong orang yang tersesat dgn menunjukkan arah yg benar.
Setiap kali, ia kembali ke sisi sang professor, ia selalu dgn senyum lebar menghiasi wajahnya.
“Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu?” tanya sang Professor.
“Melakukan apa?” tanya Ralph, merendah.
“Darimana Anda belajar untuk hidup seperti itu tadi?” desak sang professor.
Kata Ralph: “Oh.., selama perang… Saya kira perang telah mengajari saya banyak hal.”
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau & bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya dgn badan yg hancur…
“Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,” katanya.
“Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat & memijakkan kaki, serta mensyukuri langkah sebelumnya.
Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira, sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini!”
Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang BERMAKNA BAGI ORANG LAIN.
Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan BAGAIMANA IA HIDUP.
Kekayaan manusia yg sebenarnya bukanlah apa yg ia peroleh, melainkan APA YG IA BERIKAN KEPADA SESAMANYA…
Sumber: Anonymous