Sudah dibaca : 176 kali
“Kami masing-masing nih sudah punya bisnis bu”.
“Sudah punya bisnis masing-masing, kok masih jualan rame-rame begini”.
“Kami jualan rame-rame begini dalam rangka mencari peluang bisnis di berbagai negara sekaligus menggembleng kami lebih percaya diri untuk jualan, ibaratnya kami nih kuliah bisnis langsung dilapangan”.
Itulah sekelumit obrolan ringan dengan temen-temen dari Padang berjumlah 8 orang yang jualan pemutih laris manis seperti kacang goreng di stand KBRI pameran FAME International WTC Manila dari tgl 22 sd 25 April 2010.
Terus terang saya mengagumi sepak terjang dan strategi berdagang mereka yang kompak dan saling mendukung. Mereka para pria muda yang penuh semangat tak kenal lelah menjual produk pemutih dengan perijinan Malaysia, bosnya Mr.John. Menurut informasi mereka berbisnis antar negara dari event yang satu ke event yang lain. Uniknya mereka berbisnis dengan modal masing-masing. Mulai dari nyewa stand, transportasi dan akomodasi bayar masing-masing. Komoditi yang dijual hanya satu yakni pemutih kulit yang sekaligus bisa membersihkan flek hitam, jerawat dan berkhasiat anti aging promonya. Mr.John yang disebut bandar menyediakan barangnya dan nombokin pengeluaran timnya setelah selesai pameran baru hitung-hitungan. Dalam satu hari mereka berhasil menjual 500 hingga 2000 botol per orang tergantung kegigihan masing-masing.
Dari hari pertama hingga terakhir pameran stand mereka selalu ramai pengunjung. Semua orang yang lewat berhasil mereka gandeng dan mendapat layanan diolesi pemutih gratis, mulai dari tangan hingga wajahnya. Mereka mengolesi pemutih sambil terus berbicara tiada henti meyakinkan dan mensugesti seseorang dengan begitu ‘pede’nya. Uniknya mulai dari nenek-nenek, kakek-kakek, ibu-ibu, bapak-bapak hingga remaja putri dengan rela hati mau membeli. Produk yang dijual memang sama namun harganya sering berbeda-beda tergantung tawar menawarnya. Kadang tiga botol pemutih dijual 1000 peso (Rp.200.000,-) kadang kala 500 peso bahkan 200 peso. Untuk lebih meyakinkan bahwa produk mereka aman kadang kala secara demonstratif mereka ‘seolah’ mengoleskan pemutih itu dilidahnya.
Menurut informasi grup pedagang Minang yang jualan pemutih ini dalam suatu event pameran bisa meraih omzet ratusan juta rupiah. Meski bahasa Inggrisnya tak semuanya bagus namun mereka mampu berbicara tiada henti sambil mengoleskan pemutih. Kami semua temen-temen satu stand sering dibuat tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi mereka yang asal mengucapkan kata-kata tanpa makna. Kadang kala juga mereka seolah bisa berbahasa Tagalog dan campur-campur dengan begitu meyakinkan. Karena Filipina pernah dijajah Indonesia di jaman kerajaan Mojopahit maka beberapa kata memang sama atau mirip bahasa Indonesia bahkan Jawa. Seperti misalnya hitung-hitungan satu sampai sepuluh ternyata sbb.: Isa, dalawah, telu, apat,lima,anim,pitu,wolu,sam, sempu.
Terus terang saya acungi jempol dengan kegigihan dan kemampuan mereka berjualan, kitapun perlu belajar berjualan ala pedagang Minang. Penuh percaya diri, gigih, tekun, kompak dan saling mendukung. Salam sehat sukses bahagia.
Aning Harmanto
www.ningharmanto.com