Sudah dibaca : 228 kali
Setiap hari kita bertemu dengan berbagai macam orang, pasti akan menjadi alat musik yang akan menjadi nada-nada yang mengisi kehidupan kita. Ada yang lagi senang, sedih, bahagia bahkan ada yang lagi tidak jelas sambil tertawa (hihihihi.. mudah-mudahan bukan kita), ada juga yang sambil terbengong bengong.
Fyuh…seru sekali yah. Itulah memang kenyataanya bahwa latar belakang dan permasalahn yang dihadapi setiap orang yang menyebabkan mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang mungkin menurut kita bodoh atau sama sekali out of our mind. Mungkin anda akan bilang: “Gila apa ya?!”, “Kok bisa ya?”, “Ampun deh”, “Woww!!”, dan mungkin masih banyak lagi yang lainnya. Terkadang kegiatan-kegiatan yang tidak masuk akal ini akan mereka lakukan di dalam kehidupannya bertetangga dengan kita, bekerja sama dengan kita dan berbisnis dengan kita. Dan kalau ini terjadi menyebabkan kita ingin meledak dan memakan orang-orang ini, karena dengan adanya masalah-masalah mereka kita yang terkena dampaknya.
Pernah dalam satu diskusi dengan teman saya, sebut saja TAnzil, beliau mengatakan,
“Dod, di dalam hidup ini hanya satu yang nggak ingin saya temuin”
“Apa tuh zil?” tanya saya, beliau menjawab,
“Saya gak pingin ketemu dengan orang gila”,
Saya tercengang, dan kembali menanyakan maksud dari perkataan dia tadi, lalu teman saya ini menjawab,
“Kalau sampai saya ketemu satu orang gila aja pasti akan merusak semua kehidupan saya”, semakin bingung saya dan kembali menanyakan apa maksudnya, sambil dia tertawa dia menjelaskan,
“Kamu bayangin kalau kamu ketemu tetangga yang gila dan hidup seenaknya. Bagaimana kehidupan kita bermasyarakat pasti ada yang tak beres. Kalau di kantor ketemu orang gila pasti akan ada aja ritme yang dirusak. Kalau berbisnis bertemu orang gila pasti ada aja yang jahilin. Itu lah makanya saya tidak ingin ketemu dengan orang gila”.
Kiasan yang menarik dan saya sangat menyetujuinya. Tapi apakah anda bisa menghindarinya? Tentu tidak, di kantor saya yang dahulu ada seperti itu, di tempat usaha saya ada yang seperti itu, di lingkungan saya pun ada. Lalu apakah kita harus menghindar? Tentu tidak!
Lalu apa yang terjadi kalau kita bertemu dengan orang-orang semacam ini? Setiap kali kita bertemu dengan orang-orang semacam ini, saya yakin anda akan terpancing emosinya dan marah lalu mengkritiknya. Tidak ada yang salah, sangat manusiawi, bahkan dulu saya juga pernah melakukannya. Namun apakah tindakan itu benar? Ya, saya rasa anda tahu jawabannya, marah atau mengkritik bukan solusi yang terbaik dalam menghadapi hal ini. Anda tahu bahwa kritik dan marah adalah hal yang sia-sia.
Mengapa demikian? Karena kedua hal ini menempatkan seseorang dalam posisi defensive dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik dan marah itu sangat berbahaya karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya dan meimbulkan rasa benci.
Pasti anda akan bertanya Mengapa demikian? Dalam buku “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengarui Lawan”, karangan Dale Carnegie, beliau mengatakan bahwa semua orang tidak pernah merasa salah, dan apa yang mereka lakukan mereka selalu rasionalisasi. Sebagai contoh:
Seorang pembunuh berdarah dingin di Amerika (Crowley) yang tidak segan-segan membunuh siapapun dengan sadis. Pada saat membunuh polisi yang dibunuhnya dan pada saat sebelum tertangkap Crowley menulis dengan darah “Di balik pakaian saya ada hati yang letih, tapi ada sebuah hati yang baik”. Begitu pula pada saat hendak di hukum mati, Crowley mengatakan bahwa apa yang saya lakuan karena membela diri saja.
Al capone, yang pemimpin gang yang paling kejam dan pernah membantai di Chicago, menganggap dirinya adalah dermawan yang tidak dihargai dan tidak di mengerti.
Dutch Schultz, salah seorang penjahat paling terkenal di New York, menyatakan dalam wawancara bahwa dia adalah dermawan publik.
Ketiga contoh di atas diakui oleh Lewis Laws yang merupakan sipir penjara sing sing New Yor , yang menyatakan bahwa hanya sedikit dari para kriminal yang menganggap dirinya orang jahat, dan mereka sama manusiawinya seperti anda dan saya.
Dari beberapa hal di atas membuktikan bahwa semua orang itu tidak ada yang menganggap dirinyaitu gila, salah dan buruk. Mereka beranggapan bahwa kita saja (orang di sekelilingnya) yang tidak mengerti kenapa mereka melakukan itu, dan hal ini yang menyebabkan mengkritik dan memarahi adalah hal fatal dalam bersosialisasi.
BF Skinner, seorang psikolog terkenal di dunia membuktikan lewat pengalamannya, bahwa seekor binatang yang diajari dengan imbalan hadiah akan belajar jauh lebih cepat dibandingkan yang dengan menggunakan hukuman dan amarah.
Hans Selye, seorang psikolog besar lainnya mengatakan bahwa kehausan kita akan persetujuan sama besarnya dengan ketakutan kita atas kritik.
Dari beberapa hal di atas saya ingin kita semua memahami bahwa it’s useless (tidak guna) bagi kita untuk memarahi dan mengkritik seseorang, maka jadilah temannya, pahami dia dan sentuhlah dia tepat di hatinya (hua hua hua seperti lagunya ari lasso), maka anda akan jauh lebih mudah merubah seseorang. Ingat hal ini, memarahi dan mengkritik hanya akan membuat anda ikut kesal, capai dan buang-buang tenaga. Jadilah orang yang yang wise, memahami dan merubah orang lain dengan hati.
Salam hangat dari saya dan sukses selalu,
D_loebiz
Founder & Motivator BeranieGagal.com