Sudah dibaca : 388 kali
Motivasi terbaik sepanjang masa
Seorang jendral perang yang menjadi pemimpin negara, menggenakan jaket tebal musim dingin. Di kepalanya tertutup oleh topi, dia berdiri di depan ribuan tentara yang siap mati demi negaranya. Di atas pangung, tangan kirinya sambil memegang podium, dan tangan kanan mengepal sejajar kepalanya. Kemudian, dengan nada tegas dan penuh antusias dia memberi semangat kepada para pasukannya, “Never ever never give up”. Selesai mengobarkan limat kata tersebut, dia turun dari tempat nya berbicara.
Dan, hingga kini, ceramah singkatnya tersebut dinobati sebagai ceramah singkat terbaik, membakar semangat, dan menggairahkan jiwa. Kalimat singkat tersebut dikobarkan oleh perdana menteri Inggris. Wiston Churchil.
Tentu, Anda tau akan isi ceramah fenomenal itu bukan? Namun, terkadang sulit untuk kita terapkan. Anda setuju?
Orang pinggiran
Sementara itu, apakah Anda pernah menyaksikan program realitas kehidupan pada salah satu stasiun tv? Program tersebut dinamai dengan orang pinggiran. Entah mengangkat kisah sebenarnya, atau sudah dipermak sesuai standar acara tv. Tetapi, bagi saya, kisah-kisah yang diangkat dari kehidupan orang-orang pinggiran, memberi inspirasi dan motivasi tersendiri. Terutama dalam hal semangat menjalani, dan terus melewati setiap aral kehidupan melintang.
Sebut saja, kisah seorang buta yang bekerja sebagai pemetik buah kelapa. Setiap hari dia memanjat antara satu pohon ke pohon yang lain. Kemudian, mengupas kulit kelapa tersebut. Lalu, membawa pulang kepada pemilik pohon kelapa. Terkadang sehari hanya dia dapatkan sebesar Rp.30.000,- dari pekerjaan nya tersebut.
Ada juga, kisah seorang ibu yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Setiap hari dia mencari batu kapur putih. Kemudian memecahkan batu tersebut. Lalu, menjual kepada penadah pecahan batu yang beliau cari. Penghasilannya sehari, tidak lebih dari setengah harga Burger. Seorang model yang berperan dalam tayangan tersebut bertanya “Sampai kapan mencari batu?” sang ibu menjawab “Sampai tubuh mampu melakukannya, karena beginilah cara bertahan hidup”.
Pesan kehidupan
Pada program tv lain, saya sempat menyaksikan juga. Kisah seorang bapak yang berpofesi sebagai pencari biawak. Saya mengatakan profesi, karena inilah usaha dia sehari-hari menafkahi keluarganya. Berangkat pagi dan pulang di sore hari. Begitulah rutinitasnya. Tempat kerjanya, bukan di daratan, tetapi di rawa-rawa. Karena tangkapannya, terkadang berada di daratan, kadang di air, maka berbasah-bahasan, sudah biasa bagi tubuhnya.
Seorang reporter bertanya, “Mengapa melakukan ini, bukan mencari perkerjaan lainnya” Bapak yang memiliki 3 orang anak itu menjawab “Ya mau bagaimana lagi, ini yang bisa saya lakukan. Bila tidak, maka tidak bisa bertahan hidup”.
Pesan kehidupan yang saya suka dari kisah bapak pencari biawak ini, dia mengatakan, salah satu motivasi terbesar dalam dirinya, terus berusaha memburu biawak, karena ingin menafkahi anak dan istri di rumah. Suatu bentuk tanggung jawab seorang lelaki sebagai kepala rumah tangga, terhadap orang-orang yang dia imami. Dan, kisah-kisah lain pada cerita sebelumnya, mengambarkan dengan jelas kepada saya, bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan ungkapan “jangan pernah menyerah”.
Jangan pernah berhenti
Terkadang, saya merenung, kehidupan yang saya jalani sekarang sungguh amat indah dan mudah, dibandingkan dengan orang-orang yang saya saksikan pada program acara realita kehidupan di atas. Dan sepatutnya saya menysukuri apapun yang saya miliki saat ini. Serta terus berjalan—dan menempuh sejarah hidup ini, sesuai yang telah tergariskan semenjak azali.
Selanjutnya, adapun bentuk kesyukuran di antara banyak perbuatan menraihnya, yaitu dengan tidak pernah berhenti—tidak berhenti setiap halangan melintang. Karena pada dasarnya, setiap ujian yang terkarunia itu, semua sesuai kadar orang yang memikulnya.
Mari melangkah dan tidak pernah berhenti, seperti pesan wiston churchil, never ever never give up…
Rahmadsyah Mind-Therapist