logo-bglogo-bg-white
  • Home
  • Kategori
    • Motivasi
    • Kisah Inspiratif
    • Bisnis
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Log Zhelebour : Kegagalan Adalah Batu Ujian

5 February 2008Berani GagalMotivasiNo Comments

Sudah dibaca : 219 kali

Dalam bisnis apa pun, seseorang harus berani bertahan dengan usaha yang telah ia rintis sekian lama. Jika ia tinggalkan bisnis yang sudah telanjur lama ia rintis, itu namanya bodoh. Termasuk—bagi Log Zhelebour—jualan musik rock.

Jika toh kini nama Log Zhelebour (49) seolah lekat-rekat dengan kehidupan musik rock di Indonesia, itu tak lepas dari kiatnya tadi: dalam berbisnis, jangan seseorang meninggalkan usaha yang sudah susah payah dirintis sekian lama.

“Apa yang sudah kita korbankan banyak di situ, ya harus terus kita tekuni. Kalau kita keluar dari situ, semua yang sudah kita pelajari akan hilang dan semua balik ke nol lagi,” ungkap Log yang bernama asli Ong Oen Log itu.

Selain dikenal sebagai promotor pertunjukan dan festival musik rock di Indonesia, Log juga menjadi produser dari berbagai produk musik yang berbau rock. Dari musik rekaman rock sampai grup band rock. Pokoknya, rock, rock, dan rock dalam diri Log.

Di dalam benak Log, pergelutan di dunia musik rock ibarat membangun sebuah pabrik. “Butuh pengorbanan, butuh perjuangan, butuh waktu. Membangun pabrik juga begitu. Jualan, itu memang tidak mudah. Membuka market pasti pada awal-awalnya susah. Jika dalam kondisi apa pun kita bisa eksis, lama-lama orang akan menoleh pada kita,” kata bos berbagai perusahaan berbau musik rock, yang (menurut mereka yang mengenalnya) suka bercelana pendek itu.

Lihatlah, sekian banyak “produk rock” yang berkibar di bawah bendera Log Zhelebour Productions—dari Logiss Record (industri rekaman musik rock, join dengan pengusaha Iwan Sutadi Sidartha dari Indo Semar Sakti dan Billboard Records) sampai bisnis-bisnis di seputar pemanggungan musik rock, seperti Log Sound, Log Artist Management, Log Stage, Log Lighting, dan Log Show Promotor.

Tidak sedikit nama besar di kancah musik rock Tanah Air dibesarkan di bawah bisnis Log Music atau pernah diasuhnya, seperti God Bless, El Pamas, Boomerang (tidak lagi di bawah Log), dan Jamrud.

Log juga yang pertama kali menggelar festival rock di Indonesia, dengan tujuan agar musisi rock anak negeri lebih percaya diri dan bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri. Pertama kali digelar pada 1984, Djarum Super Rock Festival digelar hingga 10 kali. Dari gelaran festival inilah Log kemudian menemukan grup-grup band yangakan “dijual”-nya.

Jika dulu, ketika mengorbitkan grup rock lama God Bless lewat album Semut Hitam (1988), Logiss Record bisa menjual 300.000 buah keping rekaman sudah termasuk hebat (100.000 keping sudah luar biasa bagi grup rock waktu itu), maka lewat album grup Jamrud, Terima Kasih (1999), Log berhasil menjual sebanyak 800.000 kaset dan CD (Keberhasilan ini membawa Jamrud tampil bermain di Jepang dan Korea, serta melakukan rekaman di Australia).

Ditempa kegagalan

Kredibilitas seorang promotor—di mata artis dan juga sponsor yang mendanai sebagian produksi pertunjukannya—diuji saat susah. “Saat kita miskin saja bisa membayar, apalagi saat kaya,” kata Log Zhelebour. Ia melukiskan pengalaman pahit pada langkah-langkah awalnya di showbiz rock.

“Sempat modal saya habis ketika pentas saya di Semarang tahun 1983 dilarang oleh Gubernur Ismail pada saat hari H,” ungkap Log. Waktu itu Log berniat menggelar sebuah pentas rock yang tentunya ditunggu-tunggu penggemarnya, God Bless versus Rollies—dua grup terkenal waktu itu, dari Jakarta dan Bandung.

“Dibatalin begitu saja, padahal anak-anak (pemain-pemain God Bless dan juga Rollies) sudah pada datang semua dan bahkan sudah cek sound. Duit saya sekoper habis…,” kata Log. Meski tak jadi berpentas, Log tetap membayar mereka. Merugi sekitar Rp 13 juta—sebuah jumlah yang untuk hitungan waktu itu, tahun 1983, sudah terbilang besar (Harga sepeda motor baru masih ratusan ribu rupiah).

Kapokkah Log? Ternyata tidak.

“Seminggu setelah Semarang, pentas lagi di Bali dan seminggu berikutnya lagi di Surabaya. Pemain-pemain God Bless membeli tiket sendiri ke Bali, karena tahu, saya barusan merugi di Semarang,” kata Log yang selalu bicara dengan logat jawa timuran yang medok ini.

Saat menggelar konser rock pertamanya di Stadion Tambaksari, Surabaya, tahun 1980 (ia juluki sebagai pentas “Rock Power”), yang menghadirkan dua grup musik rock tenar dari Surabaya dan Bandung, yakni SAS dan Super Kid, terjadi kecelakaan. Penabuh drum Super Kid, Jelly Tobing, kena sengat listrik saat cek sound. Hampir fatal, dan penonton sempat “mengamuk” lantaran Super Kid tampil tanpa Jelly Tobing.

“Saya sampai miskin membiayai pengobatan Jelly Tobing,” tuturnya. Log, yang mengaku waktu itu masih hidup di “gubuk derita” (rumah setengah batu, setengah “gedhek” atau bambu anyaman) di kawasan Kranggan, Surabaya, harus membayari Jelly Tobing yang diinapkan di Hotel Simpang (hotel terbagus di Surabaya kala itu) selama satu bulan.

“Bayangkan, Hotel Simpang waktu itu masih baru. Untung saya punya teman bos, yang mau meminjami duit,” katanya. Pengobatan selama sebulan di sinshe (tabib Cina) akhirnya bisa memulihkan kedua tangan Jelly yang nyaris lumpuh, walau masih sedikit bengkok.

Pantang mundur

Kegagalan, menurut Log, adalah batu ujian. Dan tak ada kata mundur dalam kamus Log. Mengapa terus juga bertahan meski didera kerugian pada awal-awalnya?

“Saya terobsesi, sekali waktu mesti berhasil di situ. Dan memang kenyataannya, dari tahun ke tahun saya berkembang,” kata Log. Sponsor pun berkembang nilainya, dari semula hanya mau menanggung 50 persen (pembiayaan), menjadi 75 persen, bahkan akhirnya 100 persen.

Log mulai stabil berjualan rock sejak 1984 ketika ia mulai menggelar festival rock dan setelah ia mampu membeli perlengkapan panggung sendiri tahun 1983, tak lagi menyewa. “Saya mulai hidup layak sejak bikin festival. Saya sudah mulai menikmati yang namanya untung,” kata promotor yang sejak awal merancang sendiri tata panggung, tata cahaya,dan tata suara konser secara otodidak itu.

Mulailah ia mencicil membeli perlengkapan tata cahaya dan tata suara. Modalnya diutangi oleh sebuah perusahaan rokok. “Akhirnya, saya dibayar sebagai promotor profesional. Tidak mau gambling dengan hanya mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket, tetapi kini mendapat fee. Dan fee biasanya 10 persen dari pemasukan, bisa juga 15 persen,” katanya.

Sebagai produser rekaman, Log pun pernah mengalami masa surut. Enam tahun belakangan, Log mengaku tidak terlalu aktif menekuni dunia rekaman lagi. Padahal, pada dekade 1990-an, Log berhasil mengorbitkan dua band rock di panggung musik populer, yakni Boomerang dan Jamrud.

Salah satu penyebab “mati suri”-nya Log dari dunia rekaman adalah kekecewaan mendalam setelah band yang diasuhnya sejak awal, Boomerang, memilih keluar dan bergabung dengan label rekaman lain. “Dari tahun 1994 saya orbitkan Boomerang, dan setelah enam album mereka memilih pergi…,” tuturnya.

Menurut Log, untuk menjadi produser musik rock, seseorang harus benar-benar cinta terhadap rock. “Kalau enggak punya taste terhadap rock, gimana mau tahu enaknya rock? Dan kalau enggak tahu enaknya musik rock, gimana mau jadi produser band rock?” ujar Log.

Namun, semangat Log muncul lagi sejak ia melihat penampilan salah satu finalis kompetisi rock yang ia gelar tahun 2007. Log pun yakin, hari-harinya di rock belum berakhir….

Sumber: http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.03.01411352&channel=2&mn=21&idx=21

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × four =

Artikel Terakhir

  • Do What You Love And Love What You Do
  • 5 Sebab Utama Pengunjung Batal Membeli Produk di Toko Anda
  • Kebun Binatang dan The Power of Kepepet
  • Setiap Orang Memiliki Kisah Hidup
  • Yukka Brodo : Buka Bisnis Sepatu Modalnya Cuma 7 Juta

Berlangganan Artikel

Follow me on Twitter

My Tweets

Sekarang Jam Berapa?

Komentar Terakhir

  • Eko Jalu Santoso on Energi Positif Sukses MuliaGreat..meningkatkan energi positof berarti meningk…
  • wisata di magelang on Jangan Peduli Omongan Orang Selama Anda Di Jalan Yang BenarMenarik gan dan menginspirasi
  • Alvi on Jualan Itu Pakai Ilmu! Jangan Kayak Kebo Asal Nyruduk MeluluSyukron untuk tulisannya mas, sangat bermanfaat se…
  • MaisyaClub.com Bisnis Online Terbaik 2017 on Berikan Solusi Bukan MotivasiTerimakasih,... artikelnya sangat bagus sekali,..…
  • Bambang on 5 Strategi Jitu Membangun Bisnis SendiriThanks buat tulisannya, sangat bermanfaat :) Saya…

Help us to spread the world





Silahkan copy & paste kode banner di dalam box untuk di pasang di website atau blog anda

Terms

  • Boleh mengutip tulisan-tulisan dari blog kami, asal disebutkan sumbernya.
  • Dipersilahkan bagi yang hendak me-link blog kami. Tak perlu minta ijin. Justru kami akan berterima kasih.
My Tweets

Komentar Terakhir

  • Eko Jalu Santoso on Energi Positif Sukses MuliaGreat..meningkatkan energi positof berarti meningk…
  • wisata di magelang on Jangan Peduli Omongan Orang Selama Anda Di Jalan Yang BenarMenarik gan dan menginspirasi
  • Alvi on Jualan Itu Pakai Ilmu! Jangan Kayak Kebo Asal Nyruduk MeluluSyukron untuk tulisannya mas, sangat bermanfaat se…
  • MaisyaClub.com Bisnis Online Terbaik 2017 on Berikan Solusi Bukan MotivasiTerimakasih,... artikelnya sangat bagus sekali,..…
  • Bambang on 5 Strategi Jitu Membangun Bisnis SendiriThanks buat tulisannya, sangat bermanfaat :) Saya…

Berlangganan Artikel

Berani Gagal Award

Donasikan Blog Ini

Copyright © 2006 - 2016, Berani Gagal | Motivate Yourself!
Dev. by Rahardi Creative