Sudah dibaca : 156 kali
Seorang biksu kecil yang baru ditahbis, diminta untuk mengambil air, Ia diminta untuk mengambil air di dekat sumur vihara.
Ia pun pergi ke sumur dan mencoba untuk menimba sumur, yang didapatkannya adalah ember kosong tanpa ada airnya. semakin ditimba semakin sia-sia usaha mendapatkan air.
Semakin marah kesel dan jengkel, sumur itu tetap tidak memberikan air. Ia tidak percaya, dan mengintip ke dalam sumur. Sumur itu sangat dalam dan terlihat gelap ke dasar, hampir dipastikan tidak dapat terlihat apa yang ada di dalam sumur.
Semakin berusaha, semakin emosi, dan kesel, semakin kesal yang ada malah keringat membasahi tubuh.
Tiba-tiba Gurunya datang, lalu biksu kecil itu komplain sama gurunya.
“Mengapa Guru tidah berkata bila sumur ini kosong, mengapa saya harus menimbanya?
Sang Guru Balik bertanya: “Berapa kali kamu menimba?”
Biksu kecil menjawab: “Sudah banyak kali, dan sudah emosi jiwa”.
Guru: “Bila sdh tahu kosong, mengapa hrs menimba? mengapa hrs emosi & mengapa menutup indra kesadaranmu?”
“PLAK”
Kepala biksu kecil itu dipukul dengan tongkat.
“Lihat ke samping sumur itu, disana ada kran air dari pompa sumur, tinggal dibuka krannya airpun mengalir, Aku suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba sumur!”
Seketika wajah biksu kecil itu merah padam….
Buang-buang energi & emosi..
Hanya karena tidak ada usaha untuk membuka “Kesadaran”
Akhirnya Ia pun mendapat “PENCERAHAN”.
Bagaimana dengan anda sekalian?
Dari awal membaca pasti memiliki pikiran yang sama seperti biksu kecil itu?
Hehehheee…
“PLAK”
Pencerahan kah?
Hehehe amitofo…
Sering kita marah tnp alasan, emosi jiwa, padahal duduk persoalannya disebabkan oleh karena kita sok tahu, sok yakin bener, dan tdk mau tahu.
Akhirnya menyalahkan kondisi yg ada.
Padahal yg perlu di benerin & di servis pikiran kita.
Kalo mentok menghadapi satu masalah, buka mata buka hati cari solusi lain…
Tapi memang kadang2 harus “PLAK” baru pencerahan…
Hehehe
Selamat Siang…
Ch@™