Sudah dibaca : 228 kali
Jika kita mendapatkan kesenangan, mendapatkah hadiah, misalnya doorprize, hadiah kejutan yang tak terduga, pemberian apapun besar atau kecil, kebahagiaan pernikahan, mendapatkan buah hati (kelahiran anak, cucu, ponakan ),,,,,pastilah mudah kita bersyukur kepada Tuhan YME bahwa DIA begitu baik telah memberikan semuanya untuk kita, membuat kita bahagia dengan semua pemberian Tuhan tersebut.
Tapi kalau kita mendapatkan hari hari yang menyesakkan kita, kehilangan keluarga tercinta, orang orang terdekat dengan kita, buah hati, belahan jiwa, anak, cucu orang orang yang kita kasihi. Kadang sekaligus beberapa, kadang kita serasa tak sanggup lagi menanggung derita tersebut. Kecelakaan beruntun, dan juga keadaan pontang panting, kebangkrutan, dan juga kebakaran dan lain lain yang tidak kita duga, tapi terjadi begitu saja, dan mendadak, tanpa kita predilksi sebelumnya.
Menurut rancangan kita (sebagai manusia dan lemah pada dasarnya), dengan berbagai teori dan juga keahlian kita memprediksi, dan berbagai riset dan perhitungan matang dan rasanya tidak mungkin meleset / gagal. Tapi Tuhan berkehendak lain, untuk kita. Dan terjadilah hal hal yang diluar perhitungan manusia ini. Bagaimana cara kita menghadapinya? Bagaimana kita pasrah dan tetap menghadapi nya dengan tegar, dan tanpa tetesan air mata, atau kita menyumpah, dan protes serta komplain berat kepada Sang Maha Kuasa, Sang Pencipta yang memberikan “ketidak-bahagiaan-duniawi” itu kepada kita?
Apakah kita masih tetap dapat bersyukur, untuk semua keadaan yang tersebut diatas?
Memang tidak mudah, dan sekaligus kita bisa saja berdalih sebagai berikut : Itu kan teori, dan tidak dapat kalian merasakan, seperti yang saya rasakan hari ini, dan hari hari yang harus dilalui oleh kami. Kamu dan siapa saja, hanya dapat melihat dari sisi luar dan banyak berkomentar, dan berteori : beginilah, begitulah dan juga tidak adak akan ada penyelesaian apapun dari hal hal yang kuhadapi. Demikian biasanya kalau kita terjepit dan tidak tahu ada jalan keluar satupun dari keadaan,…inipun wajar dan manusiawi sekali. Karena kalau kita mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, sebagai manusia yang tentan, manusia lemah dengan tanpa daya ini, memang akan lebih terpuruk dan terhimpit sedemikian rupa.
Tapi jika kita masih mau berserah, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN YME ((maaf saya “plural” saja, tidak menyebutkan iman dan kepercayaan saya secara tegas, karena mengingat bahwa keluarga besar kami sendiripun terdiri dari hampir 5 agama/kepercayaan yang berbeda, dalam kepercayaan Kristiani (Protestan-Katolik), Hindu, Islam, Budha)dan menghargai serta toleransi yang tulus, harus kita terapkan dalam negri tercinta ini kalau mau “damai-abadi” di nusantara))
Kembali kepada bersyukur, patutlah kita mensyukuri semua yang Tuhan telah ciptakan, dan rancangkan untuk kita. Pastilah rancangan yang terbaik, dan tidak mungkin tidak sempurna. Walaupun terasa sebagai beban berat yang menghimpit pundak / bahu kita, kadang kita sampai terasa sesak nafas, dan serasa tidak akan ada jalan keluar sama sekali.
Ini yang saya rasakan dan alami sendiri, dalam beberapa tahun terakhir ini, dan memang tidaklah mudah untuk dapat “Tetap bersyukur dalam segala hal” seperti yang di kotbahkan, di sharing kan dan didalam semua nasihat yang diberikan tsb, tapi cobalah dengan tulus, dan polos, kita hadapi dan terima semuanya, dan tarik nafas dalam dalam, tenang dalam renungan dan hati yang penuh pengharapan kepada TUHAN saja, dan jangan kepada manusia (sejago dan sehebat apapun, para penasehat spiritual kita), dan rasakan betapa baiknya TUHAN terhadap situasi dan keadaan kita.
Semakin kita bersyukur, dan semakin kita akan bersukacita dan dapat kita bertahan (walaupun airmata kita bercucuran, dan juga hati masih serasa teriris-iris, dan perasaan manusiawi kita kacau balau dan tidak bisa terima kenyataan, dan masih ada rasa “kecewa” -keinginan mau “protes” -“demo”- kepada Tuhan, dan juga kepada siapapun disekitar kita.).Pasti Tuhan akan mengirimkan malaikat malaikatNya untuk menjaga kita, dan memberikan kita penghiburan, kekuatan, dan jalan keluar.
Selamat menerapkan dalam kehidupan sehari hari kita, dan rasakan perbedaannya.
Kalau sudah dapat, tolong sharing kan juga karena memang itulah niat kami, agar semuanya dapat terbantu dan merasa ter-ilham-i dapat merasakan semua kasih dan juga perhatian dari segenap sahabat dan saudara serta komunitas, dimanapun kita berada, dan tergabung didalamnya.
Salam hangat dan tetap semangat,
D.Budi Eman